Rabu, 18 Juni 2008

Alat Tangkap Trawl

Trawl merupakan jaring yang berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan menghela (towing) di dasar perairan dengan menggunakan kapal. Untuk membuka mulut jaring kearah samping atau secara vertical digunakan otterboard dan untuk membuka kearah atas dipasang pelampung pada tali ris atas dan pemberat pada tali ris bawah. Trawl diperkenalkan sekitar tahun 1870 di Sungai Themmes (Nomura and Yamazaki, 1977).
Berdasarkan daerah operasi traw dapat dikelompokan menjadi tiga Yaitu : 1) trawl dasar (bottom traw), 2) trawl pertenggahan (midwater trawl), dan trawl permukaan (pelagic trawl). Trawl dasar dioperasikan tepat atau di dekat dasar perairan. Trawl permukaan dioperasikan di permukaan. Trawl pertengahan dioperasikan pada kedalaman di antara keduanya. Berikut ini yang akan ditelaah hanya trawl dasar saja (Nomura and Yamazaki, 1977).

KLASIFIKASI ALAT TANGKAP TRAWL
Trawl dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara yaitu berdasarkan : 1) cara mulut jaring terbuka, 2) jumlah kapal yang mengoperasikan, 3) letak jaring pada saat dioperasikan , 4) jumlah panel (sim), 5 ) jumlah alat tangkap yang dioperasikan, 6) tempat jaring diturunkan dan 7) jenis tujuan penangkapan.

Berdasarkan Cara Mulut Jaring Terbuka
Berdasarkan cara mulut jaring terbuka trawl dapat dikelompokan menjadi 1) beam trawl 2) otter trawl dan 3) bull trawl (paranzela). Beam trawl adalah untuk membuka mulut jaring dipasang kerangka (beam) dari besi otter trawl adalah alat tangkap trawl yang mempergunakan otter board atau door (pintu) atau kite (layang-layang) untuk membuka mulut jaring kearah samping. Sedangkan bull trawl yaitu trawl yang dioperasikan dengan memnggunakan dua kapal untuk membuka mulut jaring ke arah samping.

Kapal Penangkap (Trawler)
Menurut Soemarto (1979), kapal penangkap harus memenuhi persyaratan antara lain :
1. Kesanggupan berlayar dengan tenaga sendiri serta dapat melakukan penangkapan yang kontinue.
2. Kesanggupan berlayar dilaut dengan baik, yaitu dalam segala keadaan cuaca yang mungkin terjadi.
3. Mempunyai stabilitas yang tinggi dengan daya simpan yang baikterhadap muatan yang berat.
4. Tempat persediaan yang cukup untuk bahan bakar, makanan dan air untuk keperluan operasi dalam waktu serta jarak yang telah ditentukan untuk keperluan yang tak terduga.
Menurut Soemarto (1979), berdasarkan jumlah yang digunakan dalam operasi penangkapan maka ada dua jenis kapal yaitu :
1. Trawl kapal tunggal (One Boat Trawl)
2. Trawl kapal ganda (Two Boat Trawl)

BAHAN ALAT TANGKAP TRAWL
Komponen utama pembentuk trawl terbagi menjadi enam, yaitu webbing, ris, pelampung, pemberat, warp dan otter board (Nomura, 1975).. Berikut ini adalah urutan bahan jaring yang memiliki elongasi tertinggi hingga terendah untuk tingkat pintalan sedang (medium twist), yaitu Polyamide (PA) staple fiber memiliki elongasi tertinggi, Polyvinyl alcohol (PVA) staple fiber, PA continuous filament, Polyethylene (PE) mono filament, Polypropylene (PP) continuous filament, PP split (film) fiber, Polyester (PES) continuous filament memiliki elongasi terendah. Kawasan Eropa banyak menggunakan polyamide continuous filament (braided system) dan Asia menggunakan polyethylene mono filament (twisted system), walaupun tidak ideal tapi harganya murah dan banyak diproduksi
Bahan ris atas dan ris bawah umumnya adalah kompon (compound rope). Kompon merupakan modifikasi dari tali baja (Steel wire) dimana masing-masing strand dibalut dengan serat polyvinyl alcohol (PVA) atau polyester (PES), bagian tengahnya (core) diisi dengan tali katun (cotton rope) yang telah dicelup dengan bahan pelumas (grease) dan rope itu sendiri dililit (seizing) dengan benang PVA. Pelampung yang terpasang pada ris atas berbentuk bola (kosong di tengah) terbuat dari bahan plastic (PL), berkuping satu atau dua. Pemberat umumnya terdiri dari rantai besi yang dipasangkan pada ris bawah, bola besi (bobbin), dan potongan ban bekas berbentuk bulat (rubber slices). Bahan warp terbuat dari tali baja (steel cable), Nomura (1975).
W a r p
Tali yang menghubungkan kapal dengan trawl disebut warp, Nomura (1975), selanjutnya warp ditulis warp. Menurut Fridman (1969) karakteristik penting gerakan trawl di dalam air dipengaruhi oleh kedalaman trawl, jarak antara trawl dan kapal saat towing sepanjang haluan yang ditempuh, dan panjang warp diperkirakan tiga kali panjang dalam perairan.
Otter Board
Otter board dimaksudkan untuk membuka mulut trawl ke arah horisontal (bukaan samping) dengan memanfaatkan resistan hidrolik (hydraulic resistance) terhadap aliran air. Fungsi otter board mirip dengan layang-layang di udara yang menghasilkan dua komponen gaya yaitu gaya angkat (lift) dan hambatan (drag). Demikian juga otter board menghasilkan dua komponen gaya, yaitu sheer dan drag. Sheer (mirip pada layang-layang, lift) akan mendorong otter board ke arah luar garis lunas (centerline) sebaliknya drag (drag force) akan meningkatkan total resistan trawl. Otter board yang baik memiliki sheer yang besar dan drag yang kecil (Nomura, 1975).


By: Engkus Kusnadi PSP- (FAPERTA)

Tidak ada komentar: